Friday, October 27, 2017

PENGERTIAN DAN CARA PENGGUNAAN KUNCI MOMEN (TORQUE WRENCH)

CARA MENGGUNAKAN KUNCI MOMEN (TORQUE WRENCH) & PENGERTIAN

Kunci momen atau yang disebut juga dengan torque wrench adalah perkakas yang digunakan untuk memuntir baut dan mur pada mesin dengan tingkat kekencangan tertentu. Karena itulah pada gagang kunci momen terdapat skala yang akan menunjukkan seberapa kencang Anda harus memutar dan mengeratkan baut dan murnya. Baut dan mur yang dipasang dengan terlalu kencang bisa menambah tekanan atau tegangan pada benda yang dikaitnya. Terutama untuk mesin yang pada saat dioperasikan mengalami perubahan suhu atau temperatur yang menyebabkan terjadi pemuaian tidak merata pada mesin. Akibatnya, tangkai bautnya bisa patah dan membahayakan keselamatan. Karena itu digunakan kunci momen untuk mengukur gaya puntir saat memasang mur dan baut agar tidak terlalu kencang tapi juga tidak kendor.
Pada bagian ujung kunci momen yang digunakan untuk mengeratkan baut, terdapat kunci soket yang bisa diganti-ganti, sesuai dengan ukuran diameter mur atau baut yang akan dipasang. Kunci momen ini hanya digunakan untuk pengerjaan akhir saja, sedangkan untuk memasang dan memutar baut di awal menggunakan perkakas yang biasa seperti kunci ring, soket, atau kunci pas, baru setelah dirasa agak kencang, diputar dengan menggunakan kunci momen sampai angka kekencangannya pas.  Cara untuk menggunakan kunci momen adalah sebagai berikut:
  1. Kendurkan mur penyetal, kemudian geser skala tingkat kekencangan mur hingga jarumnya berada pada angka kekencangan yang diinginkan. Angka kekencangan antara satu mur dengan mur lainnya harus sama agar tidak terjadi kebengkokan karena perbedaan tegangan, kemudian kecangkan mur penguncinya.
  2. Pasang kunci soket yang sesuai dengan ukuran mur yang akan dipasang dengan menggunakan kunci momen.
  3. Masukkan kunci soket pada mur yang sudah terpasang pada benda yang akan dieratkan.
  4. Tempatkat tangan Anda yang dominan pada tangkai kunci momen dan tangan satunya pada bagian ujung penggerak, tarik tangan pada tangkai kunci sampai terdengar bunyi klik.
  5. Untuk pengencangan yang momen puntirnya besar, sebaiknya dilakukan secara bertahap. Misalnya pengencangan dengan momen 8 kg, maka dibagi jadi beberapa tahap mulai dari 4 – 6 – 8 kg.

Pada penerapannya, tidak semua alat mekanis memang harus menggunakan kunci momen. Namun menggunakan kunci momen sangat penting untuk mengeratkan baut dan mur pada bagian-bagian yang vital misalnya seperti pada kepala silinder pada mesin motor. Masing-masing spesifikasi mesin memiliki standar tingkat kekencangan yang berbeda-beda, Anda bisa membaca standarnya pada masing-masing buku panduan  atau manual mekanisme pada masing-masing mesin. Untuk memastikan tingkat kekencangannya sama antara baut-baut dan mur yang dipasang maka digunakanlah kunci momen yang bisa Anda lihat angka kekencangannya pada bagian baji atau skala jarum yang terdapat pada torque wrench ini.

Monday, October 23, 2017

CARA TUNEUP MENSIN INJEKSI

1. Pasang perlengkapan servis kendaraan
  •     Fender cover
  •     Grill cover
  •     Steering cover
  •     Floor cover
  •     Seat cover
2. Siapkan peralatan kerja

  •     Tool set
  •     Alat ukur, meliputi : Tune-up tester, Multimeter, Radiator Tester, Radiator cup tester, Spring scale, kunci momen (torque wrench), hidrometer, feeler gauge dan mistar baja.
  •     Perlengkapan servis lain, meliputi : kompresor, air gun dan kain lap bersih.


3. Pekerjaan saat mesin dingin, meliputi pemeriksaan :
  •     minyak pelumas
  •     sistem pendingin
  •     tali kipas
  •     filter bensin
  •     filter udara

    sistem pengapian
4. Pekerjaan saat mesin hidup, meliputi pemeriksaan :


  •     dwell angle
  •     Putaran idle
  •     saat pengapian


5. Pekerjaan setelah mesin dipanaskan, meliputi :


  •     celap katup
  •     kerja karburator
  •     stel putaran idle
  •     kompresi
  •     tes jalan


MINYAK PELUMAS


  •     Tarik batang pengukur, lap ujungnya, dan kembali masukkan.
  •     Tarik kembali dan periksa volume oli (diantara Full dan Low) serta kualitas oli dengan melihat warna dan kepekatan oli.
  •     Lihat perubahan warna pada oli mesin


SISTEM PENDINGIN


  •     periksa slang radiator
  •     periksa klem
  •     periksa kebocoran sirip-sirip
  •     periksa kran penguras
  •     Tes kebocoran sistem pendingin (menggunakan radiator tester beri tekanan sampai 1,2 Kg/Cm2)
  •     Pemeriksaan tutup radiator (menggunakan radiator cup tester beri tekanan 0,6 - 1,2 Kg/Cm2)
  •     Periksa kualitas dan kapasitas air pendingin
  •     Periksa volume tangki cadangan
  •     Periksa tali kipas : secara visual periksa dari kemungkinan retak/aus
  •     Saat mengembalikan tali kipas berilah tekanan 10 Kg dan defleksi tali kipas : 7 - 11 mm (untuk pompa air - alternator) 11 - 14 (untuk engkol - kompresor)
  •     Periksa suara bearing, pompa abnormal
  •     Sirkulasi air pendingin (dilakukan saat mesin panas dan hidup)


SARINGAN BAHAN BAKAR


  •     lepas filter bahan bakar
  •     Perhatikan saluran masuk dan buangnya
  •     Semprotkan udara bertekanan rendah
  •     Urutan penyemprotan : saluran buang - saluran masuk, saluran masuk - saluran buang, saluran buang - saluran masuk.
  •     Tiup ( dengan mulut ) dari saluran masuk dan buangnya. Apabila ringan : berarti bersih, apabila berat harus diganti.


SARINGAN UDARA (Air filter)


  •     Lepas klip
  •     Periksa secara visual elemen saringan udara
  •     Semprot elemen saringan udara dengan urutan : dari dalam - keluar, dari luar - ke dalam, dari dalam - keluar.
  •     Lap rumah saringan udara.
  •     Pasang, perhatikan tanda panah yang ada pada tutup rumah saringan.


BATERAI


  •     Lepas pole baterai (terminal (-) terlebih dahulu.
  •     Angkat baterai (posisikan tangan dibawah kotak baterai)
  •     Periksa kotak, dari kemungkinan retak, menggelembung.
  •     Periksa volume elektrolit
  •     Periksa lubang penguapan pada tutup, semprot dengan udara bertekanan dari kompresor
  •     Periksa berat jenis elektrolit, dengan menggunakan hidrometer (kondisi baik bila pada skala diantara 1,25 - 1,27)
  •     Periksa kondisi dari pole/terminal
  •     Periksa tegangan dengan menggunakan Voltmeter



KOMPONEN SISTEM PENGAPIAN
A. Busi, periksa :
  •     Insulator
  •     Ulir busi
  •     Keausan elektroda
  •     Gasket Busi
  •     Kondisi elektroda busi
  •     Celah busi

B. Kabel busi, dengan ohmmeter periksa resistance dari kabel (kondisi baik bila kurang dari 25 KΩ.

C. Distributor

  •     bersihkan tutup distributor dengan lap bersih
  •     Periksa secara visual, dari kemungkinan retak, aus


  •     Bersihkan terminal dalam
  •     Periksa panjang brush
  •     Rotor, bersihkan dengan kain lap
  •     Platina, periksa, bersihkan dan stel
  •     Governor advancer, putar rotor (kondisi baik bila rotor segera kembali ke tempat semula)
  •     Vacuum advancer (kondisi baik bila diisap dudukan platina bergerak)
  •     Octan selector (posisikan Std/ tengah)


IGNITION COIL


  •     Periksa tahanan primer koil (1,3 - 1,6 Ω)
  •     Periksa tahanan sekunder koil (10,7 - 14,5 KΩ)
  •     Periksa resistor koil (1,5 - 1,9 Ω)


KEKERASAN BAUT KEPALA SILINDER
Pengencangan dengan kunci moment dimulai dari tengah kemudian keluar, seperti prinsip obat nyamuk bakar.

DATA TUNE-UP SAAT MESIN HIDUP

  •     DWELL ANGLE : 520 ± 60
  •     Saat pengapian ( kijang 5 K = 50 sebelum TMA )
  •     Putaran idle ± 750 rpm


TUNE UP MOTOR BENSIN 2
Tune Up adalah perwatan berkala tanpa adanya penggantian komponen mesin
Pekerjaan yang meliputi pemeriksaan;
-oli mesin
-Sistim pendingin
-Tali kipas
-Saringan udara
-Katup pengontrol panas
-Baterai
-Busi
-Kabel tegangan tinggi
-Distributor
-Celah katup
-Karburator
-Putaran idle permulaan (Inintial Idle Speed)
-Fast idle
-Thottle Positioner
-Tekannan kompresi

Tujuan melaksanakan Tune Up pada kendaraan bermotor yakni:
Untuk pengontrolan kondisi mesin kendaraan setelah digunakan untuk 10.000 kilometer;
Untuk memeriksa, menyetel dan mengembalikan kondisi motor dari kendaraan ke keadaan semula

Fungsi Filter Udara:
Udara yang masuk ke mesin mengundang debu dan benda benda lain akan menyumbat saluran karburator, mempercepat keausan silinder mesin serta mengotorkan oli. Filter Udara menyaring debu dan kotoran lainnya yang terkandung di dalam udara yang masuk melalui filter yang didalamnya terdapat alat penyaring udara, sehingga debu dan kotoran tidak dapat masuk ke dalam karburator dan silinder mesin. Apabila filter tersumbat kotoran, aliran udara akan terbatas yang mengakibatkan terganggunya kerja karburator. Filter Udara dibagi menjadi dua yaitu: filter udara kering dan filter udara basah

Pembersihan atau penggantian saringan udara jenis kering
1. Lepas saringan udara periksa kondisi saringan udara, jika kotor sekali harus diganti baru
2. Ketok saringan beberapa kali agar debu yang menempel terlepas
3. Semprotkan dengan udara bertekan dari dalam keluar. Kadang-kadang saringan udara basah oleh oli.
Oli tersebut berasal dari sistim ventilasi karter. Bersihkan sistem tersebut kemudianlakukan pengontrolan
pada permukaan batas oli motor (mungkin terlalu tinggi) atau juga disebabkan kerapatan cincin-cincin
torak, untuk ini buka tutup pengisi oli pada saat motorhidup. Jika banyak gas yang keluar, bisa juga cincin
torak bocor, akibatnya gas tersebut dapatmembawa oli mesin sampai ke saringan udara.
4. Pasang kembali rumah saringan udara. Pada waktu pemasangan, perhatikan kedudukan paking-pakingnya.

Pembersihan saringan udara tandon oli (tipe basah).
1. Lepas saringan udara
2. Cuci saringan udara dengan bensin
3. Keluarkan oli dari rumah saaringan udara, bersihkan rumah saaringan udara dengan bensin dan lap.

Fungsi Tali Kipas
Tali kipas meneruskan tenaga mesin dari puli poros engkol untuk menggerakkan bagian bagian pembantu mesin yang lain, seperti pompa air, kipas dan alternator. Biasanya tali kipas baru masih elastis, tetapi elastisitasnya hilang setelah dipergunakan.

Pemeriksaan secara visual
1. Periksa tali kipas kemungkinan retak, sudah buruk, terlalu kencang atau aus;
2. Terdapat oli atau gemuk.
3. Persinggungan yang tidak sempurna antara tali dan puli.

Pemeriksaan dan penyetelan kekencangan tali kipas
1. Dengan kekuatan tekanan 10 kg, tekan tali pada tempat-tempat yang seharusnya tali harus
menunjukkan kekencangan spesifikasi. Lenturan tali kipas pada tekanan 10 kg yakni Kipas Alternator
7-11 mm dan Engkol Kompresor AC 11-14 mm.
2. Perhatikan ketegangan sabuk penggerak. Kurang tegang – tali kipas slip – cepat aus.Terlalu tegang –
bantalan pipa air dan alternator menjadi cepat rusak. Jika tali kipas harus diganti, perhatikan ukurannya.
Ukuran sabuk mengikuti normalisasi.Lebar : 9,5 ; 10,5 ; 11,5 ; 12,5 mm. Panjang : Penatahapannya adalah
25 mm, misal 800, 825,850 mm dst.
3. Beri vet atau cairan khusus pada sabuk lama yang berbunyi

Periksa baterai kemungkinan:
1. Rumah baterai berkarat;
2. Hubungan terminal longgar;
3. Terminal berkarat atau rusak;
4. Baterai rusak atau bocor.

Pengukuran berat jenis elektrolit
1. Periksa berat jenis elektrolit dengan hydrometer; Berat jenis berkisar antara 1,25 – 1,27 pada 20oC;
2. Periksa banyaknya elektrolit pada setiap sel. Jika tidak berada pada ketinggian yang semestinya, istilah
dengan air suling.

Fungsi Oli
Oli dengan sifatnya yang kental dan halus, tidak hanya sekedar mengurangi ausan dan gesekan pada piston (torak), bantalan dan bagian bagian yang berputar. Oli juga membantu menahan suhu tinggi, gas bertekanan tinggi maupun membantu memindahkan panas dari bagian yang bersuhu tinggi ke karter (panci oli) selanjutnya dipindahkan ke udara luar. Oli mencegah keroposnya bagian yang terbuat dari logam, merupakan bantalan bagi bagian yang berputar serta menyerap zat zat yang merusak dari hasil pembakaran didalam mesin. Setelah melakukan tugas tugas ini, maka oli kehilangan efektifitasnya dan karena itu harus diganti secara periodik.Pemeriksaan tinggi oli, tinggi oli harus berada pada tanda L dan Jika lebih rendah, periksa kemungkinanada kebocoran lalu tambah oli hingga tanda F Gunakan oli API service SE.

Fungsi Penggantian saringan oli
Sementara oli sedang dipakai, karbon yang dihasilkan dari reaksi pembakaran dalam mesin serta serbuk logam masuk ke dalam oli sehingga oli menjadi kotor. Apabila kotoran tersebut menumpuk, ia akan menyebabkan bagian bagian yang berputar cepat aus dan tergores. Karena itulah dipasangkan saringan oli untuk menahan kotoran dan membuang kotoran tersebut dari oli. Berhubung kotoran yang demikian akan menumpuk didalam saringan (flter), saringan perlu diganti secara periodik.

Penggantian Saringan Oli (Filter)
1. Buka saringan oli dengan alat pembuka filter;
2. Pilih saringan oli dengan mencocokkan ulir saringan dan diameter paking
3. Kontrol apakah saringan oli lama dilengkapi dengan katup “ by-pass” atau tidak.
4. Kontrol perlu tidaknya katup anti balik di dalam saringan oli dengan melihat posisi pengikatan saringan oli
terhadap motor. Jika posisi pengikatan horisontal atau saringan di bawah, maka saringan oli
harus dilengkapi dengan katup anti balik.
5. Untuk memasang, kencangkan saringan oli dengan tangan.

Fungsi Celah Katup
Agar terdapat operasi mesin yang effisien apabila katup menutup, agar tertutup rapat sekali dengan dudukannya.
Untuk menjamin keadaan demikian, terdapat celah yang disebut 'celah katup' (clearance) diantara katup katup dalam keadaan tertutup dan tuas (roker). Dengan celah ini, katup akan kembali ke dudukannya tanpa ganguan selama mesin bekerja walaupun terdapat pemuaian dari komponen tertentu.

Cara menyetel celah katup yakni:
1. Mesin dipanasi dan kemudian dimatikan;
2. Tempatkan Silinder nomor 1 pada TMA atau titik mati atas atau kompresi dengan jalan memutar
poros engkol;
3. Kencangkan kembali baut-baut kepala dan baut-baut penguat roker. Momen pengencangan menunjukkan
1,8 –2,4 kgm;
4. Stel celah katup dengan jalan celah katup diukur diantara batang aktup dan lengan loker.Yang disetel hanya
katup yang ditunjuk oleh panah saja. Celah katup menunjukkan Hisap 0,20 mm dan Buang 0,30 mm;
5. Putarkan poros engkol (crankshaft) 360o;
6. Setel katup-katup lain yang ditunjukkan oleh panah.

PEMERIKSAAN KABEL BUSI
Lepaskan steker busi. Jangan ditarik pada kabelnya. Hubungan inti arang kabel mudah terlepas dari steker kalau kabel ditarik. Periksa tahanan kabel menggunakan multimeter. Tahanan kabel yakni kurang dari 25 kΩ per kable

.PEMERIKSAAN ADVANCE VACCUM
1. Lepas tutup distributor;
2. Lepas slang vaccum yang menuju ke distributor pada karburator. Hisap slang dengan mulut dan perhatikan
plat dudukan kontak pemutus harus bergerak. Slang vaccum tidak boleh retak atau longgar
pada sambungannya

PEMERIKSAAN ADVANCE SENTRIFUGAL
Rotor harus kembali dengan cepat setelah diputar searah putarannya dan dilepas;
Rotor tidak boleh terlalu longgar.

PEMERIKSAAN KONTAK PEMUTUS
1. Setel celah kontak pemutus dengan fuler, putar motor dengan tangan sampai kam; dengan tumit ebonit
dalam posisi yang tepat
2. Pilih fuler yang sesuai dengan besar celah kotak;
3. Periksa celah kontak dengan fuler yang bersih.
4. Jika celah tidak baik, stel seperti berikut:
-Kendorkan sedikit sekrup-sekrup pada kontak tetap.
-Stel besar celah dengan menggerakkan kontak tetap.
-Penyetelan dilakukan dengan obeng pada takik penyetel;
-Jika penyetelan sudah tepat, keraskan sekrup-sekrup pada kontak tetap;
5. Putar mesin satu putaran, periksa sekali lagi besarnya celah kontak.

Sebagai petunjuk:
Besar celah kontak untuk mobil biasanya 0,4 –0,5 mm.
Kontak pemutus biasanya diganti baru setiap 20’000 km. Kontak lama dapat dirataka dengan kikir kontak atau kertasa gosok dan selanjutnya dibersihkan dengan kertas yang bersih. Tetapi, kalau ketidak-rataan kontak besar, sebaiknya kontak pemutus diganti baru.

Tes dengan dwell tester
Start motor dan periksa sudut dwel. Jika salah, stel celah kontak sampai mendapatkan hasil yang baik dan keraskan sekrup-sekrup pada kontak tetap;
Pasang kembali, kontrol sudut dwel sekali lagi selama motor hidup (putaran idle).

Sebagai Petunjuk:
Besarnya sudut dwel untuk motor 4 silinder biasanya 52o – 56o
Sesuaikan pemasangan kabel pengetes dwel dengan merk atau tipe yang digunaakan

Fungsi Pengapian
Mesin bensin bekerja dengan pembakaran bensin dan campuran udara yang ditekan setelah langkah hisap serta terbakar oleh bunga api busi. Bunga api yang menyebabkan letusan disebut "saat pengapian" (ignition time) dan diatur oleh pembukaan platina dalam distributor.Waktu pengapian harus distel sedemikan rupa sehingga tidak terlalu cepat dan juga tidak terlalu lambat sebab akan menurunkan efisiensi mesin.

Penyetelan Pengapian
Setel putaran mesin pada kecepatan idle. Pada motor yang dilengkapi dengan oktan slektor, posisi oktan selektor harus disetel pada posisi standar. Saat pengapian adalah 8o sebelum TMA atau idling.
Penyetelan saat pengapian cocokkan tanda-tanda waktu dengan memut body distributor . Saat pengapian 8o sebelum TMA atau idling.

PEMERIKSAAN BUSI
Periksa busi secara visual kemungkinan terdapat hal-hal berikut:
1. Retak atau kerusakan lain pada ulir dan isolator;
2. Keausan elektroda;
3. Gastek rusak atau lapuk;
4. Elektroda terbakar atau terdapat kotoran yang berlebihan.

Pembersihan Busi
1. Jangan menggunakan alat pembersih busi lebih lama dari yang diperlukan;
2. Tiupkan bubuk pembersih dan karbon dengan udara kompresi;
3. Bersihkan ulir dan permukaan luar isolator

Pengukuran tekanan kompresi
1. Panaskan mesin;
2. Buka semua busi;
3. Lepaskan kabel tegangan tinggi dari koil pengapian agar aliran sekunder terputus;
4. Masukkan alat pengukur kompresi ke dalam lubang busi;
5. Buka trotel gas sepenuhnya dan baca tekanan kompresi sementara mesin dihidupkan dengan motor stater.

Sebagai petunjuk:
Usahakan agar pengukuran dilakukan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
-Putaran : 250
-Tekanan kompresi
-STD 11,0 kg/cm2
-Limit 9,0 kg/cm2
-Perbedaan antara masing-masing silinder 1,0 kg/cm2

PERAWATAN MESIN EFI KM 20.000
Langkah awal
Siapkan alat-alat yang akan dipakai untuk tune up dan cek peralatan tersebut, alt yang di gunakan diantaranya sebagai berikut :
1.      Kunci 10 dan Kunci 14
2.      Kunci busy, hmplas dan sikat kawat
3.      Feeler gauge
4.      Obeng ketok dan lap bersih
5.      Carburraator Cleaner (CC)
6.      Multimetrer
7.      Kompresor (angin)
8.      Engine Analizer

Cara Tune Up Engine EFI XENIA pada KM 20.000
Adapun komponen-komponen yang di tune up dalam mesin EFI (Electronic fuel injection) yaitu sebagai berikut :
1.                   Air Cleaner(AC) atau air box
Bersihkan AC menggunakan kompresor (angin) agar AC tetap dalam keadaan bersih, sehingga udara yang masuk kedalam ruang pembakaran bersama bahan bakar tetap bersih.

2.                   Koil dan Kabel Tegangan
Biasanya didalam mesi EFI (Electronic Fuel Injection) koil dan kabel tegangan sudah dirangkai menjadi satu komponen. Jadi pemeriksaan koil dan kabel tegangan di cek secara bersamaan menggunakan multimeter, hal ini dilakukan agar mengetahui koil masih efisien atau tidak.
Cara pemriksaannya, hubungan multi meter dengan koil dan kabel tegangannya, ketika multimeter di hubungkan pada koil dan kabel tegangan maka jarum pada multimeter akan menunjukan angka 50, 50 tersebut menyatakan 50 ampere. Hal tersebut menujukan bahwa koildan kabel tegangan masih efisien, namun jika jarum pada multimeter menunjukan kurang atau lebih dari 50, maka koil dan kabel tegangan menujukan tidak efisien.
                                                                                       

3.                  Busi
Biasanya pada busi tidak hanya di bersihkan tetapi juga bisa di ganti dengan yang baru tergantung kepada keadaan busi masih bagus atau tidak. Namun biasanya penggantain busi sering dilakukan pada KM 20.000.  jadi jika keaadaan busi masih bagus bersihkan busi menggunakan hamplas atau sikat kawat. Dan stel celah busi menggunakan feeler gauge untuk mendapatkan keakuratan.
Cara menunjukan busi bagus atau tidak, hal tersebut dapat diliat dengan kasat mata jika, yaitu jika elektroda masanya sudah menipis.

4.                  Trottole Body dan Idle Speed Control (ISC)
Bersihkan trottole body dan ISC menggunakan Carburrator Cleaner dan bersihkan pembersih yang nmenempel pada Trottole body dan ISC menggunakan lap yang bersih. Hal ini bertujuan agar ktika bahan bakar dan udara menyatu tidak ada debu yan terbawa kedalam ruang pembakaran. Dan agar tidak melenceng dalam mengatur rpm karena Isc berfungsi untuk mengatur rpm.
5.                  Fuel Filter (FF)
Bersihkan FF dengan menyemprot lubang masuk atau keluar bahan bakar dari FF menggunakan kompresor (angin). Hal ini dilakukan agar FF berfungsi dengan baik, sehingga tidak ada penyumbatan dalam FF atau pun terbawa nya debu keruang pembakran.

6. Oli (pelumas)
Ganti oli yang sudah lama dengan yang baru agar tidak terjadi ke ausan pada mesin, sehingga langkah kompresi tetap stabil.
Agar mesin tetap nyaman dan tidak cepat aus maka penggantian oli ini harus dilkukan secara berkala. Sehingga kstbilan dan suhu pada ruang pembakaran tetap terjaga.

7. Uji Emisi
Terakhir lakukan Uji Emisi, untuk melakukan Uji Emisi gunkan alat Egine Analizer.
Hal ini dilakukan auntuk mengetahui proses pembakaran pada mesin, apakah sudah efisien atau tidak, CO (karbonmonoksida)ideal berkisar di bawah 1 persen.
Jika alat tersebut menunjukan dibawah 1 persen maka CO pada proses pembakaran masih efisien, namun jika alat tersebut menujukan hasil di atas 1 persen maka proses  pembakaran tersebut sudah tidak efisien, biasanya harus dilakukan service pada sistem bahan bakar.


3. Langkah Akhir
Setelah selesai melaksanakan tune up, agar tercipta kesejahteraan, keselamatan, dan keamanan kerja baik untuk mekanik ataupun peralatan. Maka langkah terakhir yaitu bereskan (rapihkan) dan simpan kembali alat-alat yang sudah di gunakan ketempat penympanan.

Saturday, April 22, 2017

Memeriksa Sudut Dwell dengan Dwell Tester

Cara Memeriksa Sudut Dwell Dengan Dwell Tester

1. Sebelumnya pastikan celah platina sudah tepat menurut anda, jika belum silahkan setel terlebih dahulu. Kira-kira celahnya 0,40 mm.
2. Hidupkan mesin, kemudian pasang dwell tester. Biasanya ada 3 macam warna kabel :
Dwell Tester
Dwell Tester
Kabel merah : dihubungkan ke terminal positif baterai
Kabel hitam : massa
Kabel kuning/hijau : dihubungkan ke minus koil

3. Setelah itu putar selector pemilih jumlah silinder, sesuaikan dengan jumlah silinder mesin mobil yang anda periksa.

4. Baca besar sudut dwell pada dwell tester. Dan cocokkan dengan spesifikasi yang ada. Pada kendaraan 4 silinder khusunya toyota seri k spesifikasinya adalah 46 - 58 derajat. Untuk motor 6 silinder adalah 36 - 38 derajat.

5. Jika sudah sesuai, lepaskan kembali kabel yang dihubungkan tadi. Dan lakukan pemeriksaan yang selanjutnya. 

6. Jika belum sesuai dengan spesifikasi, lepaskan kabel dwell tester dari baterai, massa, dan minus koil, kemudian matikan mesin dan stel sudut dwell dengan cara merubah celah platina. Untuk memperbesar sudut dwell caranya adalah dengan memperkecil celah platina, dan untuk memperkecil sudut dwell caranya adalah memperbesar celah platina.

sumber: http://www.bisaotomotif.com/2015/11/cara-memeriksa-sudut-dwell-dengan-dwell.html

Cara Pembacaan Kode Ban BIAS,RADIAL

Cara Membaca Kode dan Ukuran Ban

Ban adalah sebuah suku cadang dari sebuah kendaraan bermotor (roda 2 atau roda 4) yang mempunyai fungsi khusus dan sangat penting dalam peranannya menentukan keselamatan dalam berkendaraan. Sehubungan dengan fungsi ban pada kendaraan yang sangat penting itu, maka perlu mengetahui cara membaca kode ban, cara pemakaian dan perawatan ban yang lebih baik agar tidak hanya diperoleh manfaat keselamatan saja, tetapi juga manfaat keekonomisan, manfaat kenyamanan, dan sebagainya. Dalam kesempatan ini saya ingin berbagi tentang Cara Membaca Kode Ban Terbaik untuk anda ketahui.

Cara Membaca Kode Ban Terbaik
Dalam membaca kode ban masih banyak orang yang belum mengatahuinya arti dari angka dan huruf yang tertera pada ban. Untuk Cara Membaca Kode Ban Terbaik ada 2 yang akan saya bahas yaitu Cara Membaca Kode Ban Motor dan Cara Membaca Kode Ban Mobil. oke kita mulai saja untuk mengetahu cara membaca kode ban.
Cara Membaca Kode Ban Motor
Pada Ban sepeda motor terdapat sebuah kode yang berupa (Simbol) angka atau huruf misalnya 130/90-16 67H atau 4.60-H-18 4PR. dari Kode ban tersebut Informasi apa yang bisa kita dapatkan ? Dibawah ini kita akan membahas sebagian diantaranya. Ada 2 macam Kode Ban yang biasa digunakan:
Yaitu Kode Ban Imperial dan Kode Ban Metric.
Contoh : Kode Ban Imperial
4.60-H-18 4PR
  1. 4.60 menyatakan kode lebar ban “dalam satuan inchi”
  2. H menunjukkan ambang batas kecepatan pemakaian
  3. 18 menunjukkan kode untuk diameter velg/rim “dalam satuan ( “ ) inchi”
  4. 4PR menunjukkan kode untuk kekuatan ban yang berdasarkan pada kekuatan serat kain ban atau ply rating, 4PR juga berarti penggunaan lapisan kain yang terbuat dari bahan nilon di dalam sebuah carcass berindikasi kekuatannya setara dengan 4 lapisan kain ban.
Untuk Kode Ban Imperial, Aspect Ratio atau perbandingan tinggi ban terhadap lebar ban didasarkan pada nilai 100 % (tinggi ban sama dengan lebar ban).
Contoh : Kode Ban Metric
120/70-17 67H
  • 120 menunjukkan kode untuk lebar ban “dalam satuan milimeter”
  • 70 menunjukkan kode perbandingan tinggi ban terhadap lebar ban. 70 berarti juga perbandingan tinggi ban 90% dari lebarnya sesungguhnya. Apabila lebar ban 120 mm, maka tinggi ban tersebut adalah 70 % x 120 mm atau = 85.2 mm. Aspect ratio kecil pada sebuah ban akan meningkatkan kemampuan stabilitas serta handling kendaraan.
  • 17 menunjukkan kode Diameter Velg/rim dalam satuan (  ) inchi.
  • 67 menunjukkan kode untuk beban maximum yang diperbolehkan dari ( load index / LI ). LI 67 berarti : beban maksimum yang dapat ditanggung oleh sebuah ban sebesar 307 kg.
  • H menunjukkan batas kecepatan pemakaian (sama seperti pada contoh diatas)

Kode kecepatan ban

  • Q adalah kode untuk kecepatan maksimal = 160 km/jam.
  • S adalah kode untuk kecepatan maksimal = 180 km/jam.
  • T adalah kode untuk kecepatan maksimal = 190 km/jam.
  • U adalah kode untuk kecepatan maksimal = 200 km.jam.
  • H adalah kode untuk kecepatan maksimal = 210 km/jam.
  • adalah kode untuk kecepatan maksimal = 240 km/jam.
  • W adalah kode untuk kecepatan maksimal = 270 km/jam.
  • Y adalah kode untuk kecepatan maksimal = 300 km/jam.
  • Z adalah kode untuk kecepatan di atas = 240 km/jam.

Indeks Beban :

  • 62 adalah kode untuk beban maksimal 265 Kg.
  • 63 adalah kode untuk beban maksimal 272 Kg.
  • 64 adalah kode untuk beban maksimal 265 Kg.
  • 66 adalah kode untuk beban maksimal 300 Kg.
  • 68 adalah kode untuk beban maksimal 315 Kg.
  • 70 adalah kode untuk beban maksimal 335 Kg.
  • 73 adalah kode untuk beban maksimal 365 Kg.
  • 75 adalah kode untuk beban maksimal 387 Kg.
  • 80 – 89 adalah kode untuk beban maksimal 450 – 580 Kg.
  • 90 – 100 adalah kode untuk beban maksimal 600 – 800 Kg.
Biar lebih mudah, langsung dipraktikkan pada ban IRC NR 69. Ban yang dipakai sebagai part original equipment manufacturing (OEM) oleh pabrikan motor Yamaha ini, salah satu ukuran bannya 80/90-17. Cara baca kode ban motor seperti ini mirip dengan cara baca ban mobil.
Angka pertama, “80” adalah section width (ukuran antara sisi ban, diukur dari bagian sisi ban) atau biasa diartikan sebagai lebar tapak ban dalam satuan milimeter. Sedang angka di belakangnya, “90” adalah aspec rationya.
Aspec ratio adalah persentase section width dibandingkan dengan section height (tinggi dari tapak ban ke bibir ban, diukur dari sebelah sisi ban). Bila disebutkan angka aspec ratio 90, artinya tinggi ban adalah 90% dari 80 mm = 72mm. Sedang angka terakhir, “17” menunjukan diameter dalam ban, atau diameter pelek.
“Ciri ban dengan kode metric adalah memiliki pinggul ban yang lebih lebar. Ini sangat berguna saat menikung pada kecepatan tinggi. Contohnya ban balap IRC Razzo juga menggunakan kode ukuran metric,” jelas Adang Apandi, Manager-Product Technical, PT Gajah Tunggal Tbk, produsen ban GT Radial dan IRC.
Yang berikutnya adalah kode ukuran ban imperial. Contohnya ban IRC NR6. Ban dengan ukuran 2.50-17 ini dipakai sebagai part original equipment manufacturing (OEM) oleh pabrikan motor Honda. Ban dengan kode seperti ini justru paling mudah dibaca.
Angka pertama, “2.50” adalah kode section width (ukuran antara sisi ban, diukur dari bagian dalam ban) atau biasa diartikan sebagai lebar tapak ban dalam satuan inci. Artinya 2.50 sama dengan 2,5 inci atau 63,5 mm.
Lalu bagaimana dengan tinggi ban atau aspec rationnya? Pada ban jenis ini didasarkan pada nilai 100 % dari section width. Jadi bisa diartikan tinggi ban dan lebar ban sama. Sedang angka terakhir adalah menunjukan diameter dalam ban, atau diameter pelek. sumber: http://ruudisantoso.wordpress.com dari sumber http://www.otomotifnet.com
Cara Membaca Kode Ban Mobil
Seperti halnya pada Produk makanan, Ban juga memiliki waktu kadaluarsa. Standarnya adalah 3 tahun dari tanggal pembuatan atau menempuh jarak sekitar 60.000 Km. Setiap pabrik ban punya pengkodean serta jumlah digit yang berbeda-beda. Itu bisa Anda temui bibir ban (dekat pelek) semisal 1709, berarti diproduksi minggu ke-17 tahun 2009.
Banyak sebagian orang yang tidak tahu bahwa yang terpenting dari sebuah Ban adalah kode waktu Pemroduksian Ban Tersbut. Ban akan kedaluwarsa (expired) dalam kurun waktu tiga tahun (3 tahun) setelah ban tersebut diproduksi. Nah untuk membaca kode ban Mobil adalah sebagai berikut:
Kode produksi dicetak bi bagian ban (sisi ban) lihat pada gambar, dengan penandaan unik seperti peneng. Setiap pabrik ban (Seperti PT gajah Tunggal) memiliki jumlah kode digit tersendiri untuk menandai ban hasil produksinya, ada yang 5 digit, ada pula yang 7 digit. Akan tetapi kode 4 Digit dari belakang adalah sebuah standard international yang menunjukkan dari Produksi pada Minggu (Week) dan Tahun (YEAR) ban tersebut diproduksi.
Cara Membaca Kode Ban Terbaik
Untuk mengetahui kode dari ban tersebut kita bisa membacanya. Misalnya, X2001. Kode Angka tersebut menginformasikan periode produksi ban. Dua kode angka pertama menunjukan minggu, dua kode angka terakhir itu berarti tahun pembuatan. Jadi apabila dibaca, kode tersebut berarti, Ban dibuat pada minggu ke-20 di tahun 2001. Kode angka pada Ban ini penting, Sebab semakin lama ban yang sudah diproduksi tersimpan, semakin rentan pula terhadap kerusakan yang di akibatkan kekerasan pada kompon ban.
Kompon Ban yang kerasa sangat berpengaruh terhadap kemampuan daya cengkram ban pada alur jalan ketika direm. Kompon yang keras atau telah berusia lama bisa mengakibatkan ban tidak mencengkram dengan sempurna dan ini berarti akan berakibat fatal pada pengemudi dan kendaraan. Untuk pengecekan secara manual yang bisa kita lakukan untuk memeriksa kekerasan kompon bisa menggunakan cara menekan kompon ban dengan ujung kuku, apabila masih ada cekungan pada kompon berarti ban masih bisa dibilang layak untuk digunakan( asal tidak pada ban yang pecah ajah.. Ahhahaha :P, kalo itu mah sama juga Boong 😀 ).
Tips untuk Anda :
Sebelum kita membeli atau mengganti sebuah ban baru , sebaiknya kita harus mengetahui ukuran dan jenis ban apa yang sebaiknya dipakai, Misal ban terbaik di indonesia GT Radial. Tujuannya agar kita tidak salah dalam memilih dan membeli Ban Terbaik. Ada tiga unsur yang harus kita diketahui sebelum membeli ban terbaik :
1. Ukuran Ban
Apabila Bila kita perhatikan, pada sisi luar ban tertulis kode 175/70R13 82H. itu maksudnya adalah :
  • 175” menunjukkan kode lebar telapak ban menggunakan satuan milimeter, jadi bukan diameter ban. Semakin besar kode angkanya, maka kian lebar telapaknya.
  • 70” menandakan kode tinggi ban dalam satuan % persen dari telapak ban. Mudahnya, tinggi yang dimaksud bisa Anda cermati mulai dari bibir pelek sampai telapak ban menempel ke permukaan aspal. Jadi, semakin kecil angkanya , semisal 50, maka jarak telapak ban dengan bibir pelek kian dekat.
  • R” menunjukkan kode konstruksi Ban Radial.
  • 13” merupakan kode diameter dari pelek yang sesuai. Berarti, pelek yang dipakai berukuran 13 inci.
  • 82” mewakili kode beban maksimum yang bisa ditopang setiap ban. Angka tersebut memiliki load index sebesar 475 kg. Semakin besar, beban maksimumnya bertambah pula. Begitu sebaliknya.
  • H” melambangkan kode batas kecepatan maksimum yang dicapai ban ini. Kode H ini ban boleh menembus kecepatan maksimum sampai 210 km/jam.
2. Usia ban


3. Treadwear Indicator

Treadwear Indicator Adalah Tanda atau ciri fisik yang terletak tepat diantara kedua sisi bunga ban. Diperkuat dengan garis tebal yang melintang di antara kedua belah sisi ban yang mengindikasikan kondisi penggunaan ban. Apabila ketebalan ban menyentuh garis itu, maka menandakan Ban harus sudah diganti. Bahayanya apabila ban tidak diganti pada saat hujan akan menyebabkan gejala aquaplaning ( ban mengambang), tentu ini akan sangat berbahaya untuk keselamatan anda atau pengemudi. sumber:http://www.donaalfian.com
Artikel Lainnya :
1. Ban mobil penumpang
Ukuran
195/60 R 14 85 H
  • 195 : Lebar penampang ban (mm)
  • 60 : Aspek rasio
  • R : Kontruksi ban radial
  • 14 : Diameter pelek (inch)
  • 85 : Load indek
  • H : Simbol batas kecepatan.
Ukuran
7.75 – 14 4PR
  • 7.75 : Lebar penampang ban (inch)
  • 14 : Diameter pelek (inch)
  • 4PR : Ply rating
Ukuran
205SR14
  • 205 : Lebar penampang (mm)
  • S : Batas kecepatan
  • R : Kontruksi radial
  • 14 : Diameter pelek (inch)
Ukuran
G70 – 15 B
  • G : Batas ban
  • 70 : Aspek rasio (seri)
  • 15 : Diameter pelek (inch)
  • B : Load range
2. Ban Truck and Bus, off the road dan Industri
Ukuran
10.00 – 20 14PR
  • 10.00 : Lebar penampang (inch)
  • 20 : Diameter pelek (inch)
  • 14PR : Ply rating
3. Ban Balap atau Racing Tire (RA)
Ukuran
5.00/9.00 – 13
  • 5.00 : Tinggi penampang (inch)
  • 9.00 : Lebar penampang (inch)
  • 13 : Diameter pelek (inch)
4. Ban Pejal atau Solid Tire (ST).
Ukuran
10 x 6 x 61/4
  • 10 : Diameter luar (inch)
  • 6 : Lebar Dasar
  • 61/4 : Diameter dalam (inch)
5. Ban Agrikultur (AGP)
Ukuran
19 x 8.00 – 10
  • 19 : Diameter keseluruhan (inch)
  • 8.00 : Lebar penampang (inch)
  • 10 : Diameter pelek.
Cara membaca aspek ratio
Aspek ratio adalah perbandingan antara tinggi ban dengan lebar telapak ban dalam persen, sehingga jika dibuat rumusnya seperti ini.
  • Ratio = Tinggi penampang/lebar penampang X 100
  • contoh 1 mencari aspek ratio : diketahui lebar telapak = 200mm, lalu tinggi penampang = 100 maka, aspek rationya adalah 100/200X100 = 50
  • contoh 2, mencari tinggi penampang : diketahui salah satu size ban 195/55 R16. maka, tingginya didapat 195X55/100 = 107, maka tinggi bannya 107 mm dan lebar bannya 195mm.
sumber : https://iputuswardiyasa.wordpress.com/2013/03/25/cara-membaca-kode-dan-ukuran-ban/

Sunday, March 5, 2017

Pengertian,fungsi,dan cara penggunaan Dial Indicator


1.Pengertian
Dial Indicator atau juga dikenal dengan Dial Gauge adalah alat ukur dengan skala pengukuran yang sangat kecil, contohnya pada pengukuran pergerakan suatu komponen (backlash, endplay) dan pengukuran kerataannya (round out). Dial gauge ini merupakan tools yang tidak dapat berdiri sendiri, artinya ia mesti dipasangkan pada suatu alat bantu yang disebut: Magnetic Base, sebagai pemegang dial gauge dan berfungsi mengatur posisi dari dial gauge (tinggi-rendahnya, kemiringannya) pada tempat atau permukaan benda yang diukur.



2. Fungsi 
  • Mengukur kerataan permukaan bidang datar.
  • Mengukur kerataan permukaan dan kebulatan sebuah poros.
  • Mengukur kerataan permukaan dinding Cylinder.

3. Cara Penggunaan
1) Tempatkan Dial Indicator pada magnetic stand, dan kunci Dial Indicator dengan tuas penyetel
2) Letakkan spindle tegak lurus dengan benda yang akan diukur
3) Putar outer ring untuk mengkalibrasi, luruskan jarum penunjuk pada angka "0" pada range pengukur
4) Putar atau gerakkan benda kerja yang akn diukur
5) Lihat jarum penunuk, dengan cara :
  • Lihat posisi jarum besar, tiap satu steip menandakan 0,01 mm.
  • Lihatjarum kecil, tiap satu putaran menunjukkan 1 mm
  • Hasil pengukuran yang didapatkan adalah penjumlahan dari perhitungan jarum kecil dan jarum besar.